Jadi hari ini gue penasaran, mendengar teman-teman sekelas gue pada ngomongin Tomcat.. Apaan tuh Tomcat? Nih hanya sekadar berbagi, bagi yang udah tau yah nyante aja kali yah.. Ini kan bagi yang belom tahu aja.. :3


INI WUJUD SI TOMCAT KITA NIH.
Tomcat yang cairan berbisanya melukai ratusan orang di Surabaya merupakan salah satu jenis serangga atau kumbang. Menurut Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Aunu Rauf, binatang yang disebut tomcat merupakan hewan sejenis kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes.
Kumbang ini termasuk dalam Ordo Orthoptera dan Famili Staphylinidae. Dalam bahasa Inggrisnya disebut rove beetle atau kumbang penjelajah atau pengelana karena selalu aktif berjalan-jalan. "Masyarakat menyebutnya tomcat, mungkin karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14," ujarnya di Bogor, kemarin.
Secara spesifikasi, tubuh kumbang ini ramping dan pada saat berjalan bagian belakang tubuhnya melengkung ke atas. Kumbang berukuran panjang 7 sampai 10 mm dan lebar 0,5 hingga 1,0 mm. Bagian kepala hewan ini berwarna hitam, sayap berwarna biru kehitaman dan hanya menutupi bagian depan tubuh. Bagian toraks dan abdomen berwarna oranye atau merah.
"Warna orange atau merah ini diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya (misalnya laba-laba) bahwa kumbang ini beracun dan harus dihindari," jelasnya.
Aunu menjelaskan, kumbang Paederus fuscipes berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab, seperti di galangan sawah, tepi sungai, daerah berawa dan hutan. Telurnya diletakkan di dalam tanah, begitu pula larva dan pupanya hidup dalam tanah. Setelah dewasa (menjadi kumbang) barulah serangga ini keluar dari dalam tanah dan hidup pada tajuk tanaman.
"Siklus hidup kumbang dari sejak telur diletakan hingga menjadi kumbang dewasa sekitar 18 hari, dengan perincian stadium telur 4 hari, larva 9 hari dan pupa 5 hari," katanya. Kumbang ini dapat hidup hingga 3 bulan. Seekor kumbang betina dapat meletakan telur sebanyak 100 butir telur. (WOW)
Kumbang Paederus fuscipes tergolong serangga predator yang makan pada serangga lain. Kumbang ini banyak dijumpai di sawah dan merupakan musuh alami dari hama-hama padi. "Dalam siklus hidupnya, kumbang tomcat ini pada siang hari aktif berjalan cepat menyusuri rumpun padi untuk mencari mangsanya yang berupa hama-hama padi, termasuk hama wereng cokelat," katanya.
Jangan salah loh, kumbang tomcat ini adalah serangga yang bermanfaat bagi petani. Menurut Aunu, kumbang ini membantu mengendalikan hama-hama padi. Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu dan sejenisnya.
Pada malam hari kumbang Paederus fuscipes aktif terbang dan tertarik pada cahaya lampu. Inilah sebetulnya yang sekarang terjadi di komplek apartemen di Surabaya.
CUY KALO KENA TEMPLOK SAMA TOMCAT BAKALAN JADI GINI
Paederus ini tercatat ada banyak ragam jenis, tergantung di negara mana dia berasal.
Misalnya :
- Paederus melampus : India
- Paederus brasilensis : Brazil
- Paederus colombius : Kolombia
- Paederus fusipes : Taiwan
- Paederus peregrinus : Indonesia & Malaysia
Tergolong Serangga aktif malam hari, yang sangat gemar mendekati Sumber Cahaya. Lampu, misalnya. Jadi salah satu cara untuk mendeteksi kehadirannya: perhatikan lampu setiap masuk ruangan. Jika ada serangga mirip semut yang keluyuran dekat bola Lampu, mungkin itu si Paederus.
Lalu darimana nama Tomcat berasal ?
Entahlah. Menurut “gosip” sih, itu sebenernya merek Pestisida yang sering digunakan pada perkebunan. Malah kalo Googling “Tomcat”, bakal ketemu merek Pembasmi Hama Tikus yang sangat populer di Amerika.
Bagaimana Hingga Bisa Menimbulkan Masalah Pada Manusia ?
Terlebih dulu saya ingin meluruskan, bahwa seperti ulasan di atas, penyakit ini tidak ada hubungannya dengan istilah “Tomcat”. Yang lebih tepat adalah yang sesuai dengan nama dari Ilmu Kedokteran, yaitu : Dermatitis Paederus (DP).
Kalopun mau “Diindonesiakan”, ada baiknya menjadi Alergi Paederus. Daripada ”Tomcat”, yang mirip serial kartun Tom & Jerry.
Kembali pada pertanyaan, “Bagaimana Hingga Bisa Menimbulkan Masalah Pada Manusia ?”
Begini :
Kumbang Paederus sp., seperti umumnya Serangga, memiliki Butiran Darah yang berfungsi ganda. Yaitu Haemolymph.
Selain mengangkut Oksigen & Zat Makanan (Haemocyanin), juga berfungsi sebagai Pertahanan Tubuh/Imunitas (Lymph).
(Berbeda dengan manusia, yang komponen Darahnya masing-masing hanya memilik 1 fungsi. Haemoglobin hanya mengurus Oksigen & Zat Makanan, sementara Imunitas diurus oleh Leukosit & Limfe.)
Dalam Haemolymph ini terkandung senyawa Amida yang dikenal dengan nama Paederin.
Susunan Rantai Kimianya : (C 25 H 45 O 9 N).
Dengan jumlah molekul H yang dominan, menjadikan senyawa ini bersifat sangat Asam.
Mirip seperti Semut atau Lebah, namun lebih Asam.
Seperti yang kita pelajari di Sekolah, Zat hiper-Asam bersifat Korosif dan mampu mengiritasi/mengikis permukaan Kulit.
Begitu pula dengan Paederin ini. Jika kontak dengan kulit, maka akan menimbulkan gejala Iritasi yang agak hebat.
Benarkah Pernyataan Bahwa Kadar Paederin 12 kali dari Racun Ular Kobra ?
Pernyataan ini benar, namun diartikan secara keliru oleh beberapa orang.
Kadar Paederin dalam 1ml cairan memang jumlahnya mencapai 12 kali lebih pekatdaripada racun Ular Kobra.
Namun bukan berarti lalu Paederin sangat beracun, melebihi racun Kobra. Sebaliknya, justru racun Kobra yang berupa Neurotoxin (racun yang menyerang jaringan saraf) jauh lebih mematikan daripada Paederin
Hanya dibutuhkan 1 tetes / 1 ml racun Kobra untuk membunuh manusia. Sedangkan Paederin ? Terkena hingga 5ml pun tetap tidak akan mampu menimbulkan kematian bagi manusia.
Jadi merupakan sebuah informasi berlebihan jika menganggap Paederin sangat mematikan.
Namun tentunya fakta ini merupakan pengecualian bagi mereka yang punyariwayat alergi terhadap gigitan serangga.
Tanpa perlu berhadapan dengan Paederin pun, misalnya terkena sengatan Lebah, sudah cukup untuk menimbulkan masalah serius. Sehingga wajib segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat, supaya bisa dapat pertolongan yang memadai.
Kenapa Bisa Terpapar Paederin ?
Paederin mengenai Kulit bukan melalui gigitan atau sengatan, tapi karena tubuh Paederus hancur diatas kulit kita.
Mungkin karena refleks menepuk ketika dia hinggap, juga mungkin karena ga sengaja “kedudukan” atau “tergencet” tubuh kita.
Dengan pecahnya Exoskeleton/Kulit Paederus, maka cairan Paederin pun keluar dan membasahi kulit kita.
Itu sebabnya jika melihat ada Paederus sedang berjalan di kulit,jangan ditepuk/dipencet/ditekan. Cukup ditiup atau disingkirkan perlahan dengan kertas atau benda apapun yg bisa digunakan untuk menyingkirkan Paederus tanpa menghancurkan tubuhnya.
Bagaimana Mencegah Terpapar Paederin ?
Kalaupun tubuh Paederus terlanjur hancur karena : Ditepuk/Dipencet, baik sengaja maupun tidak
- Segera cuci tangan dan bagian yang terkena cairan Paederin dengan Air mengalir dan Sabun. Sabun bersifat Basa, tentunya akan menggumpalkan Paederin yang bersifat Asam. Sehingga mengurangi kadar Iritatifnya.
- Diamkan Sabun selama beberapa menit sebelum membilasnya, supaya lebih banyak Paederin yang terikat oleh Sabun. Air yang mengalir tentunya membuang sisa-sisa Paederin, baik yang telah terikat dengan Sabun maupun yang belum.
- Hindari mencuci di Air yang tergenang, dalam Baskom atau Gayung misalnya. Karena Paederin tidak kemana-mana, melainkan justru akan menyebar ke seluruh tangan
- Dalam kondisi sangat darurat, tidak ada Air atau Sabun. Bisa menggunakan Air Ludah sebagai Pencegahan Pertama. Ludah kita bersifat Basa Lemah. Meski tidak sekuat Sabun, paling tidak bisa mengurangi efek Paederin. Tetap dibasahi dengan Ludah sampai kita menemukan Air Mengalir & Sabun.
- Jangan menggosok atau mengusap bekas Paederin. Jangan dipegang-pegang, karena akan menempel dan menyebar ke area kulit yang lain.
- Diketok/Dipencet dengan menggunakan benda keras
Misalnya dipencet dengan Buku, ketika Paederus berada di lantai.
- Segera bersihkan Cairan Paederin yg terdapat di lantai dengan Air Sabun. Jangan dibiarkan. Karena Paederin sangat kental dan lambat menguap, jika terinjak akan mengiritasi Telapak Kaki.
Sedangkan kulit Bukunya ? Dengan sangat menyesal, daripada daripada, mending disobek aja terus dibuang. Daripada nanti malah kena orang lain yang ga sengaja megang buku itu.
Begitupula jika mengenai Kain, misalnya Baju atau Celana. Segera dicuci.
Karena Paederin yang meresap ke dalam serat kain, masih mampu mengiritasi Kulit yang terkena.
Kira-kira mirip getah gitu deh. Ga akan hilang sebelum dicuci.
“Jenazah” Paederus segera dibuang jauh-jauh. Karena dalam keadaan tewaspun, tubuhnya masih dapat menimbulkan masalah.
Jadi, Hidup atau Mati tetap bermasalah.
Apa Yang Terjadi Ketika Kulit Terpapar Paederin ?
Seperti yang telah dibahas di atas, Paederin bersifat Asam yang mampu mengiritasi Kulit secara mendalam.
Efek Iritasinya lebih hebat dari Haemolymph Semut, Lebah & serangga lain.
Bahkan Air perasan Cabai pun tidak seiritatif Paederin (Air Cabai memiliki sifat Iritatif ringan. Itulah sebabnya terasa panas di kulit, namun tidak menimbulkan masalah)
Segera setelah terkena Paederin, reaksi pertama pada kulit adalah timbul Kemerahan yang disertai sensasi Panas dan Nyeri ringan. Kadang diikuti gatal.
Setelah beberapa saat, biasanya dalam 12 jam, jaringan kulit akan mulai mati karena Iritasi Asam Paederin (Nekrolisis).
Diawali dengan timbulnya gelembung kecil pada kulit (Vesikel), yang kelamaan akan menjadi Nanah (Kumpulan jaringan Kulit yang mati), mengeras kasar dan menimbulkan gambaran seperti Jaringan Parut pada permukaan kulit.
Besarnya kurang lebih seperti Jerawat deh. Namun jumlahnya banyak dan kecil-kecil.

Bentuk Lesi
Foto diatas menunjukan bentuk Lesi/Gejala dari Dermatitis Paederus. Pada lipatan kulit.
Karena tidak segera dicuci, namun dibiarkan, maka cairannya mengenai area kulit sebelahnya. Sehingga membentuk area Lesi yang Simetris. Mirip seperti “Bayangan pada Cermin” (Mirror) atau “bekas Lipstik yang menempel pada kulit” (Kissing)
Bentuknya gejala atau Lesi awal pada kulit memang mirip seperti agak Cacar Air, Herpes Zoster atau Herpex Simplex. Namun sama sekali bukan bisa menjadi Herpes.
Hanya mirip bentuknya, bukan menjadi.

Lesi Herpes tipe 1
Foto diatas menunjukan gejala Herpes tipe 1, yaitu berupa Gelembung (Vesikel/Bula) Transparan dan Bening. Banyak beredar Foto seperti ini yang seolah-olah menunjukan gejala dari Dermatitis Paederus, padahal memang Herpes beneran.
Bandingkan dengan Dermatitis Paederus :

Close Up Dermatitis Paederus
Jadi saran menggunakan obat Herpes untuk mengatasi Dermatitis Paederus ini adalah salah kaprah yang berlebihan.
Apalagi jika menggunakan Acyclovir, tentunya sangat tidak tepat dan sangat berbahaya.
Sekedar informasi, Acyclovir bekerja dengan mengubah DNA Virus Herpes agar si Virus menjadi kacau dan tidak mampu berkembang.
Kalau menggunakan Acyclovir, sementara Virus Herpesnya tidak ada ? DNA manakah yang dirusak ? Tentunya DNA sel tubuh kita yang kena..
Itu sebabnya penggunaan Acyclovir sangat dibatasi dan harus dengan pengawasan dosis yang ketat. tidak bisa sembarangan.
Lalu Apa Obat Yang Tepat Untuk Mengatasi Gejala Dermatitis Paederus ?
Jika setelah dicuci dengan sabun pun masih timbul kemerahan,
langkah pertama adalah:
- mengkompresnya dengan Air Dingin atau Es.
Selain mengurangi sensasi Panas, Nyeri dan Gatal yang timbul, juga menghambat penyebaran Paederin pada jaringan kulit lain. Dengan cara mengecilkan Pembuluh Darah kulit, sehingga sebagian Paederin yang terlanjur masuk dalam jaringan terisolasi dan pembengkakan pun bisa berkurang.
Sebaliknya jika dikompres Panas, atau umumnya sebagian rakyat kita gemar mengoles Balsem untuk gigitan serangga, Pembuluh Darah akan melebar dan Paederin akan mudah menyebar ke bagian kulit yang lain. Sehingga efek bengkakpun semakin meluas.
- Jangan digaruk atau digosok dengan benda apapun. Kulit yang teriritasi menjadi sangat tipis dan mudah koyak. Jika digaruk, akan menimbulkan Luka kecil dan menjadiPintu Masuk bagi Kuman-Kuman. Sehingga timbulah Infeksi Sekunder / Infeksi Ikutan dan Lesi pun bertambah parah.
Langkah Kedua adalah memberikan
- Salep Steroid, yang berguna untuk mengurangi Sensasi Gatal dan Radang pada bagian yang teriritasi.
Gunakan dengan mengoleskan sangat tipis pada permukaan kulit. Karena obat ajaib ini tergolong obat unik. Dosis kecil, dia membantu menghilangkan gejala. Sebaliknya kalo kelebihan Dosis, malah memperkuat efek Paederin
Salep Antibiotik sebaiknya hanya diberikan jika diperlukan, jika timbul Infeksi Sekunder/Ikutan yang parah. Misalnya menjadi Bisul yang besar.
Jika menggunakan Antibiotik, sebaiknya berikan jeda waktu dengan Salep Steroid. Kira-kira interval 1-2 jam. Jangan ditumpuk jadi satu kali pemberian.
Jadi kesimpulannya, urutan Tata Laksana Dermatitis Paederus adalah :
1. Cuci dengan Air Mengalir dan Sabun
2. Kompres dengan Air Es/Dingin
3. Diberikan Salep Steroid
4. Diberikan Salep Antibiotik jika diperlukan
Selesai.
Semoga sedikit banyak tulisan ini bisa bermanfaat dan meluruskan beberapa fakta heboh seputar Wabah “Tomcat” alias Dermatitis Paederus ini.
Sebagai acuan, saya menggunakan Jurnal Dermatologi India
http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6323;year=2007;volume=73;issue=1;spage=13;epage=15;aulast=Singh
http://www.ijdvl.com/article.asp?issn=0378-6323;year=2007;volume=73;issue=1;spage=13;epage=15;aulast=Singh
Berikut, beberapa Foto yang memperlihatkan variasi bentuk Dermatitis Paederus :

Akibat mengusap Paederin pada kulit. Terlihat area Lesi meluas karena gosokan.

- Lesi Memanjang ini terjadi karena secara refleks memukul Paederus yg bertengger di Dahi, lalu menggosoknya ke arah hidung
- Ini akibat setelah menepuk Paederus tidak mencuci tangan, lalu langsung mengucek mata
- SUMBER GAMBAR DAN KETERANGAN SEBAGIAN BESAR: KOMPASIANA
